Jari Manis “Lama tak jumpa. Bagaimana kabarmu, hem?” Hanif mencoba mengakrabkan diri denganku setelah bertahun-tahun tak saling temu pascawisuda. Aku menundukkan kepala, tak berani menatap sepasang mata yang menyiratkan kesakitan tiada tara. Ini semua salahku. Seharusnya dulu.. ah, tidak. Tidak ada yang perlu disesali. Biarkan hidup ini mengalir. Seperti anak sungai yang terombang-ambing terbawa arus takdir. Sebelum sempat aku menjawabnya, ia kembali membuka mulut, “A..aku—“ ujarnya terbata dengan tuntutan dalam jiwa. “M..maaf,” “Untuk apa?” “M..maaf telah membuatmu menunggu lama.” jawabnya cepat, secepat tengkukku berdiri tegak lurus menghadapnya. Sejenak, wajahku merona. Karena cepat atau lambat, aku yakin ia akan melamarku pagi ini. Sesuai janjinya yang ia buat dulu—ketika aku belum siap menjadi calon istrinya karena faktor umur. Kudiamkan ia sebentar kemudian kutengadahkan sedikit kepalaku untuk melihat suasana di luar, awan tampak menghitam, pekat. Dan di saat ded...
Just a blog that you will be able to find a lot of short stories and articles. And I hope this site be useful for everyone.