“Ambu dan Uwa, sayang pada kau, Leh.” ucap Ambu memulai percakapan. Aku bergeming, mendengar penuh bakti dan merasakan begitu tulusnya mereka menyayangiku. Tak dapat dipungkiri, Uwa memang sangat perhatian padaku. Terlebih, sepeninggal Abah yang merantau ke Tanah Abang beberapa tahun lalu. Kulirik arloji yang melingkar di tangan kananku, pu kul 09.00 . Ah, itu artinya sebentar lagi pesawat Garuda akan membawaku terbang menuju tempat di mana aku harus mengeksplorasi segala asa dan mimpi. Oh, aku sudah tidak sabar lagi; duduk di kursi empuk sambil memandangi daratan dan lautan di atas awan. Tapi rasanya, jika tanpa Ambu.. semua terasa kebas. Awak juga sayang pada Ambu dan Uwa.. batinku dalam hati. Ambu menepuk bahuku pelan, menatapku hangat, kemudian menasihatiku untuk yang kesekian kalinya, “Saleh, kau adalah satu-satunya anak Ambu. Buatlah Ambu ini bahagia tanpa merasa kecewa. Teruslah arungi waktu, jelajahilah pijakan yang kau suka. Ambu akan merestui asal kau belajar dengan get...
Just a blog that you will be able to find a lot of short stories and articles. And I hope this site be useful for everyone.